Bismillaah...

Siapa yg tak bahagia, bila melihat saudara/i ku telah menyempurnakan agamanya dan menjadi orangtua bagi karunia indah dari-Nya?
Hati ini tak dapat dipungkiri, jiwa ini tak bisa didustai lagi.
Bahwa sesungguhnya, diri ini kian merindui tuk menjadi salah satu pencetak generasi rabbani.
Bagaimana tidak?
Bila tiap pekannya harus berkutat dengan mujahid-mujahidah cilik yang senantiasa memporak-porandakan naluri.


Allahu Robbi...
Adakah kesempatan bagiku, tuk melalui selangkah demi selangkah sisa hidup ini dengan sikecil, pelengkap kebahagiaan hakiki?
Khusnuzhonku pada-Mu berusaha agar tak pernah berhenti meyakini, bahwa takdir-Mu tak kan mungkin menzhalimi.
Maka dari itu, aku kan terus mempersiapkan, menata, memperbaiki, membenahi sang hati agar Engkau senantiasa meridhoi, setiap apa yang kulakukan dalam helaan nafas jantung ini dan sanggup menerima ketentuan-ketentuan dari-Mu.
Wahai saudara/i ku, jagalah amanah itu dengan sebaik mungkin. Jadilah pendorong untuk sikecil dalam beramal shalih.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullaah mengatakan:
"Anak kecil dicatat kebaikan-kebaikannya, karena kebaikan (yang dilakukannya) ini adalah keutamaan dan ni'mat dari Allah 'Azza wa Jalla. Namun kejelekan-kejelekannya tidak dicatat karena pena pencatat amalan tidaklah (diperintahkan) menuliskan (kejelekannya)nya."
[Syarh at-Thohawiyyah, 527] majalah Qonita

Wallahu ta'ala a'lam

Semoga Allah senantiasa merahmati para orangtua dan sikecil dalam menjalani detik demi detik kehidupan dunia dengan amalan-amalan shalihnya, serta dapat berkumpul lagi kelak di jannah-Nya. Allahumma Aamiin...

Yang masih sendiri, selagi masih punya orangtua, berusahalah jua tuk senantiasa berbakti kepada mereka, do'akan kebaikan-kebaikan melimpah pada keduanya. Pahalanya juga ga kalah kok, sama yang akhirnya sudah jadi orangtua itu sebagaimana orangtua mereka dulu.
^^
Daan, buat yg bikin postingan ini, jangan baper yaah. Lhoooh --"

Komentar